Jumat, 07 Oktober 2011

Peranan Alawiyyin di Semenanjung Nusantara

Identitas
Minggu, 25 September 2011 Kepemudaan Rabithoh Alawiyah  mengadakan acara bertajuk “Sharing with Training” yang insya Allah akan dilaksanakan tiap Bulan. Di hari itu, acara “Sharing with Training” diadakan untuk yang pertama kalinya, tema yang diangkat dalam acara hari itu adalah “Pemuda Alawiyyin: Identitas, Visi, dan Tanggung Jawab” dengan pembicara Habib Alwi Alatas MA, S.Sos.
Dalam penyampaian materi, Habib Alwi Alatas menekankan pentingnya identitas bagi kaum Alawiyyin khususnya yang remaja. Habib Alwi Alatas mengatakan "Masalah identitas itu penting". Hal ini dikarenakan, identitas itulah yang membedakan karakter tiap individu. Banyak kaum Alawiyyin modern khususnya remaja yang berbaur dengan kaum yang tidak hanya Alawiyyin, sehingga masuk berbagai nilai kehidupan mulai dari yang positif hingga yang negatif. Hal ini dapat menyebabkan kegamangan dalam hal penentuan identitas kita (identity crisis). Krisis identitas ini menimbulkan pemikiran-pemikiran yang sangat memprihatinkan di kalangan Alawiyyin, seperti yang dikatakan Habib Alwi Assegaf, “mungkin ada yang bertanya, siapa si saya sebenarnya? mungkin ada yang bertanya-tanya seperti itu. Saya ini Alawiyyin, so what gitu loh? ini anak-anak muda sekarang. Atau mungkin ada yang bertanya, ada ini saya bukannya gak pernah denger, ada juga yang bertanya, apakah masih relevan menjaga identitas sebagai Alawiyyin di zaman modern ini di Indonesia?”. Memilih sebuah identitas adalah sebuah komitmen. Menurut para peneliti, orang yang berkomitmen terhadap suatu identitas, biasanya lebih bahagia dan sehat.  Bagaimana komitmen kita sebagai pengemban identitas Alawiyyin?
Salah satu sumber identitas berasal dari sejarah, seperti yang dikatakan oleh Habib Alwi Alatas, ”mempelajari memahami sejarah bisa membantu menguatkan identitas”. Sejarah mengenai kaum Alawiyyin menarik perhatian orang-orang Eropa untuk mengkajinya, sehingga digelar konferensi yang pertama di Jerman mengenai kajian kaum Alawiyyin. Mereka tertarik untuk mengkaji sejarah kaum Alawiyyin karena kaum Alawiyyin memiliki pengaruh yang besar terhadap komunitas di tempat persebaran mereka (hadromy diaspora), terutama di sepanjang samudra Hindia, mulai dari Afrika hingga Nusantara. Perkembangan kaum Alawiyyin di Hadramaut diawali dengan hijrahnya Imam Ahmad Al-Muhajir dari Basrah (Irak) ke Hadramaut (Yaman Selatan) yang kemudian keturunannya berkembang di Hadramaut, dan ada yang bermigrasi ke Afrika, India, sampai Nusantara. Mereka bermigrasi dengan tujuan dakwah dan dagang. Kaum Alawiyin tiba di Nusantara jauh sebelum orang-orang Eropa tiba di Nusantara. Banyak kaum Alawiyyin (Ulama, Sultan, dll) yang berpengaruh di Nusantara di masa lampau, di antaranya:
1.       Sunan Gunung Jati, pendiri kesultanan Cirebon dan Banten
2.       Syarif Ali, menantu sultan Ahmad di Brunei yang kemudian melanjutkan kepemimpinan mertuanya
3.       Keluarga Shihab, menjadi sultan di Siak (1782)
4.       Kesultanan Al-Qadri Pontianak (1771)

Visi
Dengan tahu sejarah kita lebih mengkokohkan identitas. Tapi dengan tahu sejarah allawiyin yang penting & memiliki peran yang begitu panjang. Nanti akan 2 hal muncul : syukur & bangga. Akan tetapi kita tidak hanya membanggakan leluhur kita, kita juga harus memiliki peran. Lebih baik kita tidak sombong dengan leluhur kita. Di khawatirkan hanya membanggakan leluhur saja tanpa memiliki tindakan apapun.  Apakah kita bersyukur menjadi allawiyin?  Jika kita melihat  zaman sekarang sudah banyak berubah tidak hanya agama, tapi juga hal keduniaan, betul tidak?
Allawiyin zaman dulu pekerja keras, berdagang sampai mana2.  memiliki ilmu agama yang kuat, memiliki banyak ulama, contoh habib abdullah bin alawy al haddad, habib ustman bin yahya, habib ali bin muhammad bin husien al habsyi.  bagaimana dengan kita?

Nasab & Islam
Jika kita berbicara tentang identitas allawiyyin. Kita tidak keluar dari 2 hal: islam & nasab. Ini 2 hal yang paling mempengaruhi identitas kita sebagai allawiyin.masalahnya mana yang lebih menonjol dalam 2 hal ini. Dimasyarakat kita sekarang yang mana lebih menonjol? Islam atau nasab? 2 hal ini harus sejalan.  . Karena ini 2 faktor utama identitas kita sebagai allawiyin / keturunan Rasulullah S.A.W. untuk hal yang mana lebih menonjol, jawabannya kembali kepada individu masing-masing. Yang penting untuk kita bertanya kepada diri masing2 mana yang lebih menonjol mewarnai identitas kita, 2 hal ini sangat penting. Tapi seharusnya islam sebagai pengikat yang lebih menonjol. Nasab tanpa islam yang baik dan benar di khawatirkan akan hilang kemuliaan nasab kita. Masalah ke islaman kita perlu mempelajari dengan baik dan benar. Sehingga kemuliaan nasab tidak tertinggal karena kemuliaan islamnya.
Kita memiliki sejarah besar dan panjang, tapi kita mau kemana? Kita jangan Cuma cerita sejarah atau nostagia saja. Kita belajar dari sejarah tapi tidak hidup di masa lalu. Kita memang perlu melihat sejarah tapi tidak bisa berputar dimasa lalu, diambil sebagai pelajaran, koreksi diri, improvisasi untuk bergerak kedepan.

Visi & Mimpi
Kita sebagai anak muda allawyin memiliki peran di masa depan yang panjang dan membuat suatu peradaban yang baik. Apapun cita-cita pemuda allawiyin ada hal yang harus dimiliki : pendidikan,  kaderisasi. Kita memiliki identitas, tanggung jawab terhadap identitas kita, kita punya visi, kita memiliki perasaan bersyukur, sebagai allawiyin.kita perlu memahami masalah tanggung jawab. Kita memiliki nasab allawiyin sebagai anugrah atau tanggung jawab? Kita perlu tahu apa itu tanggung jawab dan tugas yang kita pikul. Kita memiliki tanggung jawab yang akan di tanya. Kita sebagai allawiyin / sayyid, apa yang sudaah kita perbuat? Dengan status ini. Mau untuk mempermudah hal2. atau sebagai contoh, tanggung jawab di tengah-tengah masyarakat? Kemuliaan datang dengan tanggung jawab tidak datang begitu saja. Nasab allawiyin tidak hanya datang begitu saja, tapi harus ada tanggung jawab yang harus dipikul.  Kita memiliki sejarah, misi, visi dan tanggung jawab. Jika kita memiliki nasab yang baik tapi tidak memiliki tanggung jawab, bagaimana tanggapan masyarakat erhadap kita? Kita siap pikul amanat ini atau tidak? Kita akan mendapat kan yang terbaik. jika kita memberikan yang terbaik kepada sesama.  Jika kita memiliki kelebihan dalam hal nasab, bukan kah kita memiliki kelebihan dalam hal ilmu, aakhlaq dan amal.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Premium Blogger Themes | Edited by ali_dbext